Tingkatan Data | : | Menteri |
Tahun pendataan | : | - |
Tahun Verifikasi dan Validasi | : | - |
Tahun penetapan | : | 1970-01-01 |
Entitas kebudayaan | : | CB |
Kategori | : | Situs |
Nama ODCB/CB di lapangan | : | Bukit Remis |
Sifat Situs | : | Campuran |
Periode Situs | : | - |
Kelompok Situs | : | - |
Kabupaten/Kota | : | Kabupaten Aceh Tamiang |
Kecamatan | : | Kejuruan Muda |
Desa/Kelurahan | : | - |
Alamat | : | Bukit Remis, 722V+RR, Pangkalan, Kec. Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh |
Latitude | : | 4.250863083520863 |
Longitude | : | 98.05554792705331 |
Ketinggian (mdpl) | : | - |
Panjang | : | - |
Lebar | : | - |
Luas Tanah | : | - |
Keutuhan | : | Utuh |
Pemeliharaan | : | Terpelihara |
Riwayat Pemugaran | : | Belum Pernah Dipugar |
Riwayat Adaptasi | : | - |
Kabupaten/Kota | : | - |
Kecamatan | : | - |
Desa/Gampong | : | - |
Status kepemilikan | : | - |
Nama pemilik | : | - |
Status perolehan | : | - |
Alamat | : | - |
Latitude | : | - |
Longitude | : | - |
Status Pengelolaan | : | - |
Batas Zona Utara | : | - |
Batas Zona Selatan | : | - |
Batas Zona Barat | : | - |
Batas Zona Timur | : | - |
Situs
Nama Lainnya : Bukit Remis Pangkalan
Penelitian yang dilakukan terhadap bukit-bukit kerang di pesisir timur Pulau Sumatera dilakukan oleh H. M. E. Schurmann pada tahun 1927 dan Pieter Vincent van Stein Callenfels. Mereka melakukan penelitian di situs bukit kerang di Aceh dan Sumatera Utara, antara Binjai Tamiang dan Langsa. Saat itu, populasi ras Australomelanesid telah mendiami daerah itu antara tahun 10.000 hingga 8.000 tahun yang lalu. Ras tersebut mengumpulkan kerang laut sebagai makanan sehari-hari dan membuang cangkangnya dengan cara dikumpulkan menjadi satu gundukan. Selain itu, Mc. Kinnon juga melakukan inventarisasi atas temuan-temuan yang berkaitan dengan budaya Hoabinh di pesisir timur Pulau Sumatera. Pada tahun 1996, dilakukan survey di situs-situs bukit kerang dan situs sezamannya di Pulau Sumatera bagian utara. Tahun 1997 mulai dilakukan penggalian di situs Bukit Remis, namun penelitian sempat mengalami kendala dan dilanjutkan kembali pada tahun 2007. Penelitian tersebut menghasilkan temuan jejak manusia prasejarah di situs Bukit Remis yang terbagi menjadi dua, yaitu temuan permukaan dan temuan ekskavasi. Pada permukaan situs ditemukan satu pelandas dan tatal batu berbahan andesit, satu artefak batu berbahan andesit dengan morfologi kapak pendek, bahan baku pembuatan alat batu, pipisan, serpih, dan fragmen gerabah. Sementara itu, temuan ekskavasinya terdiri dari artefak, ekofak dan non artefak. Temuan artefak dibagi menjadi artefak berbahan batu, artefak berbahan tulang, artefak berbahan cangkang moluska, dan artefak berbahan tanah. Artefak berbahan batu terdiri dari perkutor atau batu pemukul, pelandas alat serpih dan alat masif, serta ditemukan juga material dasar sumatralith. Artefak berbahan tulang yang ditemukan adalah gigi seri (incisor) dan sebuah spatula berbahan tulang bovidae. Artefak berbahan cangkang moluska dibedakan menjadi dua bagian, yaitu yang berkaitan dengan fungsi ekonomi dan estetika. Artefak yang berkaitan dengan fungsi ekonomi menggunakan cangkang kerang Pelecypoda dan yang berfungsi estetika umumnya berbahan cangkang Pelecypoda, corbiculidae dan Arcticidae. Artefak berbahan tanah yang ditemukan adalah fragmen gerabah yang berukuran kecil dan tipis. Ekofak yang ditemukan pada hasil penggalian terdiri dari temuan filum moluska, filum vertebrata, dan filum arthropoda. Filum Moluska Temuan dengan jenis ini merupakan temuan yang mendominasi puncak bukit kerang. Temuan ini terdiri dari kelas Garstropoda dan Pelecypoda dalam kondisi utuh, pecah, maupun terbakar. Filum Vetebrata Filum veterbrata yang ditemukan terbagi menjadi kelas reptil, mamalia dan pisces. Kelas reptil berupa ruas tulang belakang ular, tulang biawak, dan tulang bulus. Kelas Mamalia terdiri dari fragmen gigi babi, tanduk rusa, tulang kerbau, dan tulang monyet. Untuk kelas mamalia, selain tulang hewan ditemukan juga tulang Hominidae yang merupakan famili dari manusia. Pada penelitian ini hanya ditemukan tiga fragmen tengkorak manusia. Kondisi fragmen tengorak sudah sangat rusak, salah satunya ditemukan dalam kondisi dipenuhi dengan hematite dan ada juga yang masih menampakkan rahang dengan gigi yang masih utuh. Sementara itu, kelas pisces ditemukan tidak terlalu banyak. Fragmen yang teridentifikasi adalah fragmen ruas tulang belakang dan rahang ikan, tulang patil ikan pari, dan gigi ikan hiu. Filum Arthropoda Temuan dengan jenis ini hanya ditemukan satu buah pada kedalaman 10 cm berupa sapit kepiting species Scilla serrata yang merupakan kepiting air payau. Selain artefak dan ekofak, ditemukan juga temuan non artefaktual berupa arang sisa pembakaran, lapisan tanah, hematite dan fitur.