Loading

Informasi Cagar Budaya

Tingkatan Data : Menteri
Tahun pendataan : -
Tahun Verifikasi dan Validasi : -
Tahun penetapan : 1970-01-01
Entitas kebudayaan : CB
Kategori : Situs

Data Benda

Nama ODCB/CB di lapangan : -
Sifat Situs : -
Periode Situs : -
Kelompok Situs : -

Lokasi Penemuan

Kabupaten/Kota : Kabupaten Aceh Tamiang
Kecamatan : -
Desa/Kelurahan : -
Alamat : Lorong Pintu Air Kampung Mesjid, Sungai Iyu, Kec. Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh 24472
Latitude : 4.391714550053259
Longitude : 98.17999229444216
Ketinggian (mdpl) : -

Data Dimensi

Panjang : -
Lebar : -
Luas Tanah : -

Kondisi Terkini

Keutuhan : Utuh
Pemeliharaan : Terpelihara
Riwayat Pemugaran : Belum Pernah Dipugar
Riwayat Adaptasi : -

Data Kepemilikan

Kabupaten/Kota : -
Kecamatan : -
Desa/Gampong : -
Status kepemilikan : -
Nama pemilik : Negara
Status perolehan : -
Alamat : -
Latitude : -
Longitude : -

Data Pengelolaan

Status Pengelolaan : Dikelola BPCP Aceh

Batas Zonasi

Batas Zona Utara : Kebun Sawit
Batas Zona Selatan : Kebun Sawit
Batas Zona Barat : Kebun Sawit
Batas Zona Timur : Kebun Sawit

Deskripsi Singkat

Situs

Nama Lainnya : Bukit Kerang

Bukit Kerang/bukit remis (gundukan kulit kerang/remis) ini dikelilingi persawahan. Bukit kerang (kjokkenmoddinger) merupakan peninggalan budaya mezolithik (jaman batu pertengahan) yang merupakan bagian dari babakan prasejarah. Situs ini berada pada era mesolitikum dan diduga berusia 6080 tahun..Situs ini merupakan gundukan sisa sampah manusia purba terutama kerang yang sudah menyerupai bukit. Riwayat Penanganan (Penelitian dan Pelestarian) Penyelidikan di Bukit Kerang pertama kali dilakukan oleh Dr. P.V. van Stein Callenfels pada tahun 1925. Dalam penelitian tersebut, ditemukan kapak-kapak genggam yang ternyata berbeda dari kapak genggam zaman Paleolitikum (chopper). Kapak genggam zaman Mesolitikum dinamakan pebble atau Kapak Sumatera karena ditemukan di Sumatera. Kapak tersebut terbuat dari batu andesit yang dipecah atau dibelah. Sisi luarnya yang sudah halus dibiarkan begitu saja, sedangkan sisi dalamnya (tempat belah) dikerjakan lebih lanjut sesuai keperluannya. Dalam beberapa kali kegiatan penggalian dan penelitian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Medan, ditemukan beberapa macam alat-alat batu, fragmen tulang manusia dan hewan, gigi hewan, gigi manusia, dan fragmen batuan.