Loading

Informasi WBTb

Tingkatan Data : -
Tahun pendataan : 24 September 2025
Tahun verifikasi dan validasi : 24 September 2025
Tahun penetapan : 24 September 2025
Sebaran kabupaten/kota : Kabupaten Simeulue.
Entitas kebudayaan : WBTB
Domain WBTb UNESCO : Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Kategori WBTb UNESCO : -
Nama objek OPK : -

Identitas Warisan Budaya Takbenda

Wilayah atau level administrasi : Provinsi
Kondisi sekarang : Terancam Punah

Alamat Warisan Budaya Takbenda

Kabupaten/Kota : Kabupaten Aceh Barat

Deskripsi Warisan Budaya Takbenda

Updaya pelestarian : pengembangan, pemanfaatan, perlindungan
Referensi : https://app.dapobud.kemenbud.go.id/rekomendasi/wbtb/

Penerimaan Formulir Warisan Budaya Takbenda

Tanggal penerimaan formulir : -
Tempat penerimaan formulir : -
Nama petugas penerimaan formulir : -

Nama Lembaya Budaya

Nama lembaga : -

Nama SDM Kebudayaan

Nama lembaga : -

Deskripsi Singkat

WBTb

Nama Lainnya : Bloh Apui

Bloh Apui adalah salah satu budaya tradisional yang menggabungkan kesenian musik, tarian serta kekuatan supranatural. Dalam penampilannya Bloh Apui menyajikan atraksi berjalan dalam bara api yang sebelumnya sudah diritualkan secara khusus (yang tidak bertentangan dengan syariat Islam) dengan diiringi tabuhan rapai serta serune kale. Sejarah Bloh Apui mulai tercatat pada tahun 1945, pada masa itu Kegiatan Bloh Apui dipimpin oleh Tgk. Husen (Tu Bumei Husen) yang merupakan Teungku Meunasah Gampong Leukeun dan juga Guru Pengajian Malam, selain itu Tu Bumei Husen Juga merupakan seorang Pawang Harimau. Oleh Tu Bumei Husen Ilmu Bloh Apui kemudian diwariskan kepada anak – anak serta keponakan beliau, hingga kini sampailah kepada generasi cucu –cucu beliau. Bloh Apui dahulu sering dilakukan rutin pada bulan Shafar beriringan dengan meujalateh sebagai ritual tulak bala dan ditutup dengan kanduri apam (upacara tradisional). Meujalateh biasanya dilakukan tujuh malam berturut – turut, malam terakhir diiringi dengan acara bloh apui dan kanduri apam. Usai shalat magrib berjamaah di masjid Tgk. Imum Chik memimpin rombongan meujalateh yang beranggotakan laki – laki dewasa, pemuda dan anak – anak untuk mengelilingi Gampong dengan membawa obor sambil membacakan doa dan zikir – zikir. Sementara di tengah jalur yang nantinya akan dilewati oleh rombongan meujalateh, Tgk Meunasah sedang berzikir diatas tumpukan kayu yang sedang dimakan api. Setelah semua kayu menjadi bara Tgk Meunasah dibantu oleh beberapa orang merapikan bara api dan meyemburkannya dengan ie neurajah serta menjaga bara tetap meyala. Saat rombongan meujalateh tiba dilokasi, mereka langsung berjalan dalam bara api dengan tertip dan tanpa adaya peraan ragu takut terbakar. Selanjutnya rombongan kembali ke masjid dan mengakhiri ritual meujalateh dengan shalat Isya berjamaah. Setelah shalat Isya semua masyarakat yang mengikuti rangkaian upacara tersebut menyantap apam yang sudah mereka bawa dari rumah masing – masing. Pada masa kini, Ritual Meujalateh, Bloh Apui dan Kanduri Apam sering dilakukan secara terpisah. Hal ini dikarenakan perkembangan zaman yang menyebabkan generasi sekarang kurang tertarik dengan acara – acara tradisional dan menganggapnya sebagai budaya kuno. Menurut pemahaman masyarakat setempat, selain sebagai upacara tradisional bloh apui juga sebagai salah satu upaya pengobatan tradisional. Dengan berjalan dalam bara api dapat meringankan, menyembuhkan serta mencegah berbagai penyakit medis. Masyarakat setempat percaya bloh apui serupa dengan pijat refleksi kaki yang dapat melancarkan peredaran darah, menghilangkan stres, nyeri tulang dan sebagainya. Untuk melakukan upacara atau pementasan Bloh Apui dibutuhkan persiapan yang matang baik dari segi spiritual, unsur seni maupun segi peralatan dan perlengkapan. Untuk perlengkapan bloh apui dimulai dengan mengumpulkan Bak Mane (pohon laban) yang berdiameter 10 sampai 20 cm dipotong – potong sekitar 1 sampai 2 meter. Setelah bak mane terkumpul sekitar 100 sampai 150 potong maka bak mane tersebut ditumpuk dan dibakar, untuk proses pengumpulan arang dibutuhkan waktu 1 atau dua hari. Setelah semua arang terkumpul sekitar 1 atau 1,5 karung besar, arang tersebut dijemur selama 1 sampai 2 hari, selanjutnya arang tersebut disimpan ditempat yang kering. Dalam waktu bersamaan dengan proses pengumpulan arang, juga mengumpulkan boh kruet (jeruk purut) sekitar 10 sampai 15 buah serta mengumpulkan tanah sebanyak 2 sampai 3 karung kecil. Setelah semua bahan terkumpul dan diserahkan kepada Pawang, maka pawang mulai melakukan puasa hajad selama 3 hari dan malamnya shalat hajad 2 rakaat. Setelah shalat hajad Pawang berzikir untuk merajah bahan – bahan seperti arang, tanah dan boh kruet. Pada malam ketiga Pawang meyertakan air yang nantinya akan dicampur dengan boh kruet. Berikut zikir yang bawang bacakan selama tiga malam setelah shalat hajad dua rakaat : BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM QULNAYANARUKUNIBARDAN WA SALAMAN ‘ALA IBRAHIIM HASBUNALLAH WA NI’MAL WAKIIL LAAHAULA WALA QUWWATA ILLABILLAHIL ‘ALIYIL ‘AZIIM *** Sebelum pementasan atau upacara bloh apui dimulai, dibutuhkan waktu 40 menit sampai 1 jam untuk proses menyalakan bara api dari arang bak mane. Dimulai dari meratakan tanah yang sudah dirajah, untuk pementasan biasanya menggunakan wadah (sering disebut beulangong) sementara kalau untuk upacara tradisional tanah yang sudah dirajah tersebut diratakan diatas daun pisang. Setelah tanah dianggap rata selanjutnya api mulai dihidupkan dan secara berangsur ditambahkan arang bak mane sampai dirasa cukup. Setelah arang sudah menyala semua, pawang dibantu dua orang atau lebih mulai menyemburkan ie neurajah secara merata sambil bara api dikipas – kipas agar tidak padam. Bersamaan dengan proses menghidupkan bara, tim rapai yang berjumlah 7 sampai 11 orang sudah mulai memasuki tempat pementasan atau upacara setelah diisyaratkan oleh Syahi dengan tiupan serunee kalee. Kemudian Syahi dan tim rapai duduk dengan formasi yang sudah ditentukan dan mulai menabuh rapai sambil melantunkan syair salam dan hormat (dikee saleum) selama 3 sampai 5 menit. Dikee Saleum Salam ‘Alaikum Warahmatullah Jaroe Dua Blah Ateuh Jeumala Jaroe Loen Siploh Loen Beu-Ot Lambong Salam ‘Alaikum Loen Peu Phon Haba Alhamdulillah Ta Pujoe Tuhan Nyan Keuh Po Alam Mandum Semesta Selaweut Salem Geunaseh Tuhan Muhammad Insan Rasul Ambiya Sekalian Saleum Keu Sahbat Nabi Sereuta Lagi Mandum Aulia Alim Ulama Peuwareh Nabi Dan Juga Lagi Keu Sultan Raja Saleum Hormat Keu Mandum Guree Nyang Peutron Ilme Keu Kamoe Dumna Meunyoe Na Salah Meuah Meulake Peu Izin Kamoe Akhirat Donya *** Setelah dike saleum selesai, dilanjutkan dengan Shalawat Badar (dikee seulaweut) selama 3 sampai 5 menit. Shalaatullaah Salaamullaah 'Alaa Thaaha Rasuulillaah Shalaatullaah Salaamullaah 'Alaa Yaa Siin Habiibillaah Tawassalnaa Bibismillaah Wabil Haadi Rasuulillaah Wakulli Mujaahidin Lillaah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah llaahi Sallimil Ummah Minal Aafaati Wanniqmah Wamin Hammin Wamin Ghummah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah Ilaahi Najjinaa Waksyif Jamii'a Adziyyatin Wahrif Makaa idal 'idaa wal thuf Bi Ahlil Badri Yaa Allaah llaahi Naffisil Kurbaa Minal'Ashiina Wal'Athbaa Wakulli Baliyyatin Wawabaa Bi Ahlil Badri Yaa Allaah Fakam Min Rahmatin Washalat Wakam Min Dzillatin Fashalat Wakam Min Ni'matin Washalat Bi Ahlil Bailri Yaa Allaah Wakam Aghnaita Dzal 'Umri Wakam Autaita D'Zal Faqri Wakam'Aafaita Dzal Wizri Bi Ahlil Badri Yaa Allaah Laqad Dlaaqat'Alal Oalbi Jamii'ul Ardli Ma' Rahbi Fa Anji Minal Balaas Sha'bi Bi Ahlil Badri Yaa Allaah Atainaa Thaalibir Rifdi Wajullil Khairi Was Sa'di Fawassi' Minhatal Aidii Bi Ahlil Badri Yaa Allaah Falaa Tardud Ma'al Khaibah Balij'Alnaa'Alath Thaibah Ayaa Dzal 'lzzi Wal Haibah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah Wain Tardud Faman Ya-Tii Binaili Jamii'i Haajaati Ayaa jalail mulimmaati Bi Ahlil Badri Yaa Allaah llaahighfir Wa Akrimnaa Binaili Mathaalibin Minnaa Wadaf i Masaa-Atin 'Annaa Bi Ahlil Badri Yaa Allaah llaahii Anta Dzuu Luthfin Wadzuu Fadl-Lin Wadzuu 'Athfin Wakam Min Kurbatin Tanfii Bi Ahlil Badri Yaa Allaah Washalli 'Alan Nabil Barri Bilaa 'Addin Walaa Hashri Wa Aali Saadatin Ghurri Bi Ahlil Badri Yaa Allaah *** Setelah selesai melantunkan Dikee Seulaweut, dilanjutkan dengan Zikir Tahlil (dikee tauhid) sekitar 1 menit LAA ILAAHAILLALLAH LAA MA’BUD ILLALLAH LAA ILAAHAILLALLAH LAA MAQSUD ILLALLAH LAA ILAAHAILLALLAH LAA MAUJUD ILLALLAH *** Beriringan dengan semakin cepatnya zikir, semakin cepat pula rapai ditabuh namun berhenti tiba – tiba menandakan zikir selesai. Tim rapai merapikan posisi duduk dengan formasi rapai debus dan melanjutkan tabuhan rapai saat Syahi mulai melantunkan Zikir Debus (dikee daboh) Dikee Daboh I Sabee Molee… Allah… Dengoen Bismillah Nyoe Awai, Awai Loen Peuphon Loen Tung Turoen Nyoe Asai, Asai Bak Mula Uloen Tung Turon Bak Teungku, Bak Teungku Syiah Bak Syeh Dua Blah Loen Tung, Loen Tung Pusaka Sabe Molee… Allah… Ya Syailillah Abeudo, Abeudo Kade Han Neu Bi Lee Wayang Ngoen, Wayang Ngoen Seunda Meunyoe Ta Peubut Beu Ikhlas, Ikhlas Hate Abeudo Kade Angkai, Angkai Syuruga Sabe Molee… Allah… Ya Syailillah Teungku, Teungku Syik Mahmud Yang Malem Cut Sau Peubeut, Sau Peubeut Hana Teungku Syik Mahmud Nyoe Ureng, Ureung Meutuah Awai Khalifah Dudoe, ee Dudoe Ulama *** Setelah 5 menit dikee daboh berlalu, ritme berubah dari santai menjadi sedikit lebih cepat. Khalifah debus beserta beberapa orang pemain debus memasuki arena sambil membawa berbagai macam senjata tajam seperti parang, pisau, rencong serta bambu runcing, rantai dan sebagainya. Khalifah dan Pemain debus duduk disebelah syahi rapai, beberapa saat kemudian pemain debus bangun satu per satu sambil bersalaman dengan khalifah, syahi dan pemain rapai. selanjutnya pemain debus mulai mengambil alat debus dan menari – nari serta mulai bermain debus mengikuti ritme tabuhan rapai yang semakin membangkitkan semangat. Dikee Daboh II Wahe Besi Nyoe di Ujong, Ujong Nanggroe Wate Ku Peugoe Beurijang Jaga Meubek Ka Pajoh Nyoe Darah Ngon, Deungon Asoe Ka Ingat Keudro Wate Meulila Beusoe Puteh Bak Nabi, Nabi Adam Beusoe Hitam Bak Tuan Ti Hawa Bak Soe Neujok Bak Soe Neu Pulang Bak Cuco Adam yang Tung Pusaka Meu Beusoe Puteh Jaga di Dalam Meu Beusoe Hitam Jaga di Lua Beusoe Puteh Keusarong, Sarong Badan Beusoe Hitam Bajee Anggota Assalamualaikom ee Teungku, Teungku Guree Meupulang Bajee Bandum Anggota Neu Pulang Jinoe Ban Tujoh Lapeh Nyan Baje Puteh Sampoe u Gaki Setelah 10 menit pemain debus menari – nari serta bermain debus, pawing api serta anggotanya memasuki arena sambil membawa beulangong berisi bara api yang menyala. bersamaan dengan itu syahi mulai meradatkan zikir Nabi Ibrahim (Dikee Apui). Dikee Apui Nabi Ibrahim Yoh Masa Zamrud Gopnyan Keunong Toet Lam Apui Raya Meusi-Oen Bulee Hana Nyang Luroh Ijaa Bak Tuboh Hana Binasa Nabi Ibrahim Nyang Halim Sangat Han Tutong Jasat Lam Apui Raya Bulee Tan Luroh Kulet Han Cacat Tuhan Hazarat Nyang Bi Kuasa Diraja Zamrut Hate Ka Seunang Dipike Ibrahimnyan Soe Tulong Hana Teukeudi Tuhan Nibak Masa Nyan Lam Apui Garang Tuhan Peulara Apui Pih Mate Nibak Masa Nyan Zamrot Teuceungang Dikaloen Rupa Meusoe Keuh Bantu Ibrahim Masa Nyan Diseu-Ot Rijang Allah Yang Kuasa Bersamaan dengan syahi yang meradatkan dikee apui, anggota bloh apui dan pemain rapai bergantian berjalan sambil menari – nari dalam bara api yang dikipas – kipas semakin menyala. Bloh apui berlangsung 15 sampai 20 menit, semakin ramai yang ikut serta semakin lama waktu berlangsung. setelah pawang api mengisyaratkan untuk berhenti, maka tidak ada yang boleh lagi untuk bloh apui. serta syahipun melantunkan salawat penutup Shalawat nabi Shallallahu ‘Alan Nabi Shallallahu ‘Ala Rasul Shallallhu ‘Alal Habibi Nabi Muhammad Afzalil Rusul Saidina Umar Usman Ali Abu Bakar Sahabat Nabi Tuan Fatimah Binti Rasuli Ya Rasulullah Junjongan Kami Ya Maulana Ya Habibi Neupreh Kamoe Bak Ulee Ti-Ti Nyoe Han Neu Preh E Ya Muhammad Doa Seulamat Keu Kamoe Neubri Lantunan shalawat penutup berlangsung selama 3 menit, bersamaan dengan tiupan serunee kale irama penghabisan semua anggota bloh apui, pemain debus serta syahi dan pemain rapai dengan tertip meninggalkan tempat pementasan atau arena upacara. Formasi Anggota FORMASI JUMLAH Syahi 2 s/d 3 Orang Pemain Rapai 7 s/d 11 Orang Khalifah debus 1 Orang Pemain debus 3 s/d 5 Orang Pawang Api 1 Orang Pembantu Pawang Api 3 s/d 5 Orang Pembawa Beulangong 4 Orang Peunageu 4 Orang