Tingkatan Data | : | - |
Tahun pendataan | : | 24 September 2025 |
Tahun verifikasi dan validasi | : | 24 September 2025 |
Tahun penetapan | : | 24 September 2025 |
Sebaran kabupaten/kota | : | Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Kabupaten Pidie Jaya. |
Entitas kebudayaan | : | WBTB |
Domain WBTb UNESCO | : | Seni Pertunjukan |
Kategori WBTb UNESCO | : | Tarian |
Nama objek OPK | : | - |
Wilayah atau level administrasi | : | Provinsi |
Kondisi sekarang | : | Masih Bertahan |
Kabupaten/Kota | : | Kabupaten Aceh Besar |
Updaya pelestarian | : | pencatatan, pemanfaatan, perlindungan, pengusulan |
Referensi | : | - |
Tanggal penerimaan formulir | : | - |
Tempat penerimaan formulir | : | - |
Nama petugas penerimaan formulir | : | - |
Nama lembaga | : | - |
Nama lembaga | : | - |
WBTb
Nama Lainnya : Ratoeh Taloe
Tari Ratoh Taloe berasal dari daerah pesisir Aceh. Ratoh Taloe merupakan kesenian tradisional yang muncul pertama kali sekitar abad ke-XV Masehi. Saat awal kemunculannya, tari tradisional Aceh ini tidak disertai dengan musik.dan hanya dilakukan oleh penari laki-laki. Namun, seiring dengan perkembangan waktu, tari tradisional ini juga dimainkan oleh penari perempuan. Pastinya, kesenian ini memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi pakaian irama musik, hingga gerakan tarinya. Titik kekuatan tarian ini terdapat pada gerakan tangannya. Para penari mengayunkan tangannya secara harmonis dan banyak memainkan tali sebagai salah satu atributnya. Dengan memperhatikan pada ruang yang di perlukan untuk bermain, gerakan-gerakan tangan dan tali-tali yang meraka rajut sehingga berbentuk bermacam-macam motif dalam bermain,juga sikap duduk, besar dugaan bahwa tarian Ratoeh Taloe ini di ciptakan oleh para pelaut/nelayan, oleh karena itu, saat awal diperkenalkan, tarian ini dipentaskan di tepi pantai oleh para laki-laki yang umumnya bekerja sebagai nelayan. mereka mainkan tarian ini dalam waktu senggang sebagai hiburan dan umumnya dimainkan menjelang malam hari. Namun, saat ini seni tari tersebut dapat dimainkan kapan pun sesuai dengan permintaan. Walaupun tari Ratoh Talo ini dulunya hanya difungsikan sebagai hiburan untuk para nelayan, nyatanya kesenian ini telah bertransformasi menjadi pertunjukan yang dipentaskan di berbagai acara dan Ratoeh Taloe biasanya juga dipertandingkan dengan gruop-gruop yang lain.Tari Ratoeh Taloe ini dapat dimainkan oleh 12 orang atau lebih yang di pimpin oleh seorang syekh. Tari Ratoh Taloe juga semakin menarik karena diiringi syair-syair religi yang dilantunkan oleh para penari beserta syehnya. Dari syair tersebut, dapat diketahui bahwa penciptanya bernama Syeh Ahmad Baidehon. Nama tersebut ikut dilantunkan sebagai pengantar syair dalam tari Ratoh Taloe. Unsur Penyajian Lagu di nyanyikan bersama-sama dalam bahasa daerah bercampur dengan bahasa arab yang mula-mula di nyanyikan oleh seorang syekh dan di sahuti bersama-sama oleh pemain. Tarian Ratoeh Taloe ini tidak memerlukan musik pengiring. Ratoeh Taloe ini seakan-akan telah menjadi kepunyaan masyarakat Aceh Besar. Pada umumnya jika diperhatikan pada sikap gerak, duduk dan sebagainya ternyata tarian ini tidak memerlukan ruang/tempat yang luas seperti tari-tarian lain yang ada di daerah aceh. Gerakan-gerakan yang mereka lakukan terbatas pada gerakan tangan saja dan bergerak dalam posisi duduk, yaitu : dengan melipat dua kakinya ke belakang, di atas betis (berlutut). Kalaupun bergerak dalam posisi berdiri penari tetap saja tidak berpindah-pindah (dalam permainan tali sering disebut dengan istilah bahasa daerah yaitu “lage lhok”). Contoh Syair: Lage Saidan: enyan jadoh palo hai ado eya Allah ya Allah lailla lom illallah Lage Jaro: hoo oya alah hot lam bhot yaho allah hee yahole yahot lam hai lambhot syekh ahmad badhon badhon Allah jalla laee laho sada dua ngaoen syek malem Lage Taloe: nyang bapak-bapak lon cum bak teu’ot nyang patot-pato lon peumulia syekh ulama lon com bak teu’ot keuchiek gnoe waki lan ja mak rata kamegulumang kamegelumet beudoh putro cut nejak samara ranup mandum ka neukoh tangkee neuboh lam batee di putroe muda